Namanya yang dikenal oleh khalayak ramai adalah Aisyah, gelarnya ash-Shiddiqah, sering dipanggil Ummul Mukminin, dan nama keluarganya adalah Ummu Abdullah. Kadang-kadang dia juga dijuluki Humaira. Namun Rasulullah ﷺ sering memanggilnya Binti ash –Shiddiq.
Garis keturunan Aisyah dari pihak ayahnya adalah Aisyah binti Abi Bakar ash-Shiddiq ibn Abi Quhafah Utsman ibn Amir ibn Umar ibn Ka’ab ibn Sa’ad ibn Taim ibn Murrah ibn Ka’ab ibn Lu’ay ibn Fahr ibn Malik.
Keilmuan Aisyah radiyallahu a’nha
Aisyah memiliki ilmu yang sangat matang dan luas tentang segala perkara yang berhubungan dengan agama, ilmu al-Qur’an, tafsir, hadis, dan fiqih sangat dipahami olehnya. Dia juga matang dalam melakukan ijtihad dan meneliti berbagai permasalahan. Dia pun mampu menyimpulkan hukum atas peristiwa-peristiwa yang baru.
Kedudukan ilmu Aisyah tidak saja lebih tinggi dari kalangan perempuan, melainkan juga ilmunya tidak tertandingi oleh siapa pun dari kalangan perempuan dan lelaki sezamannya, dalam hal kemempuan untuk cepat memahami dan menyimpulkan. Tak ada yang menandinginya dalam hal kecerdasan dan ketangkasan, kecuali oleh beberapa sahabat saja.
Banyak Beribadah
Aisyah sangat rajin melaksanakan shalat lima waktu, qiyam al-lail, shalat Dhuha, dan memperbanyak puasa. Saat melihat Rasulullah ﷺ melakukan itikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dia kadang menyertai beliau dalam ibadah ini dan mendirikan tenda di masjid.
Aisyah sangat tekun beribadah, dia rajin melaksanakan ibadah-ibadah sunnah. Seluruh waktunya pun penuh diisi dengan zikir dan tasbih. MasyaAllah
Kepribadian Aisyah r.a.
Aisyah menempati kedudukan yang tinggi di bidang akhlak dan etika. Zuhud, wara’, menyukai ibadah, sederhana, baik, dan penuh kasih sayang kepada manusia menjadi sifat dan ciri kepribadian Aisyah.
Sifat murah hati dan suka memberi menjadi salah satu ciri akhlaknya yang mulia. Sifat itu juga merupakan permata yang mahal dalam dirinya. Sikap suka menolong ini diwarisinya dari ayahandanya Abu Bakar Ash Shiddiq yang telah mendidiknya.
Aisyah memiliki kepribadian yang pemberani dan memiliki etos yang tinggi. Aisyah adalah sosok pemberani, kokoh, tegas, dan tidak pengecut. Dia sering berjalan menuju perkuburan Baqi’ di tengah malam tanpa takut dan ragu. Dia juga sering ikut terjun ke medan perang. Pada Perang Uhud, ketika kaum muslimin kocar-kacir, Aisyah justru turun bersama kaum perempuan untuk memberi minum orang-orang yang terluka, dan mengusung bejana air untuk diisi dan dimunumkan kepada para mujahid.
Sumber :
An-Nadawi, Sulaiman. (2007). Aisyah The Greatest Women in Islam. Jakarta: Qisthi Press