(Oleh : Yakaria, santriwan kelas XI)
Perbuatan si Pawang Hujan tersebut adalah termasuk perbuatan syirik di mata islam, sebagaiamana di surat Al-Maidah ayat 76 yang artinya :
“Katakanlah (Muhammad), mengapa kamu menyembah yang selain Allah, sesuatu yang tidak dapat menimbulkan bencana kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat? Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.”.
Telah jelas ayat diatas bahwa memohon pertolongan kepada selain Allah Ta’ala adalah perbuatan sia-sia. Dan orang-orang Musyrik, Munafik, dan Kafir/ingkar kepada Allah. Mereka akan dijebloskan ke dalam Neraka Jahannam. Sebagaimana yang telah difirmankan di surat Ali Imran ayat 12 yang artinya :
“Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir. Kamu (pasti) akan dikalahkan dan digiring kedalam Neraka Jahannam, dan itulah seburuk-seburuk tempat tinggal.”.
Dan difirmankan pula di surat An-Nisa ayat 48 yang artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukannya (syirik) itu bagi siapa yang dia kehendaki. Barang siapa menyekutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar.”.
(Oleh : Muhammad Alfani, Santriwan kelas XI)
Dalam hal Pawang Hujan, perbuatannya dalam mengatur akan/semisalnya adalah perbuatan syirik. Kenapa bisa dibilang syirik, karena :
- Dia meyakini bahwa alat-alat/bahan-bahan yang diguanakannya dapat menghambat/menurunkan hujan/juga bisa memindahkannya ke tempat lain.
- Dia merasa bahwa dirinya dan dengan bantuan benda-bendanya dapat mengatur alam/cuaca yang ada
Menurut penjelasan di atas perbuatan pawang hujan tersebut termasuk syirik nyata (dhohir), dalam bentuk perbuatan.
Kesimpulanya dalam prakteknya, pawang hujan masih bergantung pada hasil pengamatan dari BMKG (Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika) tentang cuaca yang ada pada saat itu. Dan juga jika dalam usaha pawang hujan tersebut berhasil maka itu adalah hanya kebetulan belaka.
(Oleh : Syaiful Hanafi, Santriwan kelas XI)
“Pawang hujan meresahkan”
Diajang Moto GP yang diselenggarakan di Indonesia lalu, kita dikejutkan dengan adanya pawang hujan. Yang mana dikabarkan dapat menangkal hujan, apakah hal tersebut benar?
Di era modern seperti ini, Indonesia masih kental dengan budaya yang berbau syirik. Sedangkan syirik dapat merusak aqidah umat islam, maka dari itu seharusnya pada ajang tersebut sepantasnya tidak mengadakan (pawang hujan) suatu fenomena yang konyol sehingga aqidah umat islam di negeri ini tidak tercemar.
Keprihatinan ini terus bertambah pada aspek aqidah yang terus menerus dinodai, Allah telah melarang dengan keras mengenai syirik. Dalam firman-Nya pada surat An-Nisa ayat 48, berbunyi :
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.”
Lantas dimana peran organisasi-organisasi Islam? Apakah tidak ada keprihatinan mereka terhadap fenomena ini? Semoga kejadian seperti ini tidak terulang Kembali. Aamiin.
(Oleh : Nafhan A, Santriwan kelas IX)
Saya tidak setuju dengan pawang hujan.
Ritual pawang hujan ini tidak boleh dilakukan atau bahkan haram. Mengapa demikan?
- Jika seperti itu berarti dia sama saja mengada-ada mengetahui ilmu ghaib dengan suatu ritual tertentu. Yang dimaksud ghoib adalah apa yang tersembunyi dari manusia tentang perkara-perkara yang akan dating atau yang lalu, serta apa yang tidak bisa mereka lihat karena batasnya kemampuan manusia. Ilmu ghoib ini hanya khusus milik Allah semata, Allah berfirman :
قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ
“Katakanlah (Muhammad), “Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.” (Q.S. An-Naml : 65)
- Menurunkan dan yang menghentikan hujan adalah hak Allah ta’ala, melalui perantara malaikat mikail.
Maka dari itu jangan percaya dengan seperti hal tersebut.
Wallahu a’lam bis-showab