Sebagai seorang muslim kitab wajib mempelajari empat perkara dasar dalam beragama, yaitu:
- Mengenal Allah ta’ala, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, dan agama Islam berikut dalil-dalilnya.
- Mengamalkannya.
- Mendakwahkannya.
- Bersabar menghadapi gangguan di dalamnya.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam bukunya “Al-Ushul Ats-Tsalatsah wa Adillatuha”.
Mengenal Allah Ta’ala Dan Dalil-Dalilnya
Setiap muslim wajib mengenal Rabbnya, yaitu Allah ta’ala sehingga tumbuh dalam dirinya sikap menerima, tunduk, dan patuh serta ridha berhukum kepada syariat-Nya. Seorang hamba dapat mengenal Allah ta’ala melalui 2 cara, yaitu:
- Membaca, mempelajari, dan mentadabburi ayat-ayat syar’iyyah di dalam Al-Quran.
- Memperhatikan dan mentadabburi ayat-ayat kauniyyah di alam semesta ini (makhluk-Nya).
Seorang hamba akan semakin mengenal Rabbnya seiring ia banyak memperhatikan dan mentadabburi ayat-ayat Allah yang ada di dalam Al-Quran dan makhluk-Nya. Allah ta’ala berfirman:
وَفِي الأرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ (20) وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلا تُبْصِرُونَ (21)
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?” (QS. Adz-Dzariyat: 20-21)
Allah ta’ala juga banyak menjelaskan perihal Dzat-Nya yang mulia di dalam Al-Quran agar kita semua dapat mengenal-Nya. Seperti firman Allah ta’ala:
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (22) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (23) هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (24)
“Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang mempunyai nama-nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Hasyr: 22-24)
Mengenal Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam Dan Dalil-Dalilnya
Setiap hamba juga harus mengenal hamba sekaligus rasul utusan Allah ta’ala yaitu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sehingga tumbuh di dalam dirinya sikap menerima dan membenarkan ajaran yang dibawanya, mengerjakan perintah dan menjauhi larangannya, serta ridha berhukum dengan syariatnya. Allah ta’ala berfirman:
فَلا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيما شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجاً مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيماً (65)
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa: 65)
Dalam ayat yang lain, Allah ta’ala juga berfirman:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (51)
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nur: 51)
Di dalam Al-Quran Allah ta’ala juga banyak memyebutkan perihal nabi-Nya yang mulia agar kita dapat mengenal beliau secara lebih dekat. Seperti firman-Nya:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka..” (QS. Al-Fath: 29)
Allah ta’ala juga berfirman:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul..” (QS. Ali Imran: 144)
Allah ta’ala juga berfirman:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا (40)
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 40)
Mengenal Agama Islam Berikut Dalil-Dalilnya
Setiap hamba juga harus mengenal dengan baik agama Islam. Para ulama menjelaskan bahwa pengertian Islam secara umum adalah penghambaan dan peribadahan kepada Allah ta’ala dengan syariat-Nya semenjak Allah mengutus para rasul hingga hari kiamat kelak. Di dalam Al-Quran banyak terdapat ayat yang menjelaskan bahwa syariat-syariat terdahulu adalah syariat Islam. Seperti firman Allah ta’ala:
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau, dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau..” (QS. Al-Baqarah: 128)
Sedangkan Islam dalam makna khusus adalah terbatas pada apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, karena syariat beliau menasakh/menghapus seluruh syariat yang ada sebelumnya. Sehingga seseorang yang mengikuti agama beliau adalah muslim, sedangkan orang yang menyelisihi agama beliau tidak disebut muslim.
Para pengikut rasul adalah muslim di zamannya. Orang-orang Yahudi yang mengikuti syariat Nabi Musa alaihissalam adalah orang-orang Islam di zaman tersebut. Demikian pula orang-orang Nashrani yang mengikuti syariat Nabi Isa alaihissalam adalah orang-orang Islam di zaman tersebut. Adapun kaum Yahudi dan Nashrani yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, mereka bukanlah kaum muslimin (orang-orang kafir).
Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah ta’ala, dan agama-agama selain Islam adalah agama kekufuran dan kesesatan. Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam..” (QS. Ali Imran: 19
Allah ta’ala juga berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ (85)
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Bersambung kepada “Mengamalkanya”