ISTIQAMAH SHALAT LIMA WAKTU ITU ANUGERAH

Apabila hatimu masih tergerak untuk melakukan ketaatan kepada Allah ta’ala maka itu pertanda bahwa Dia masih melimpahkan hidayah dan taufik-Nya kepadamu. Rawatlah hidayah tersebut dengan terus berusaha menjalankan ketaatan kepada-Nya secara istiqamah. Di antara bentuk ketaatan kepada Allah adalah dengan menegakkan kewajiban shalat lima waktu.

Seseorang yang menjalankan shalat lima waktu dengan istiqamah maka dia telah memperoleh nikmat dan anugerah yang agung dari Allah ta’ala. Betapa tidak? Hidupnya tidak pernah terputus dari Rabbnya, ia selalu berkomunikasi dan mengabdikan diri kepada-Nya, ia hidup dengan tujuan yang jelas dan penuh dengan keyakinan, meskipun mungkin di dunia ia hidup berkekurangan harta dan tak dikenal oleh manusia. Dalam haditsnya yang mulia Rasulullah bersabda:

وَالصَّلَاةُ نُورٌ

“Shalat adalah cahaya.” (HR. Muslim: 223)

Imam Nawawi menjelaskan maksud hadits di atas, yaitu shalat akan menghalangi seorang hamba dari perbuatan maksiat, mencegah dari perbuatan keji dan munkar, dan membimbing kepada kebenaran, sebagaimana cahaya yang berfungsi untuk menerangi. (Lihat islamweb.net)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin juga menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah shalat wajib dan shalat sunnah, keduanya akan menjadikan hati dan wajah bercahaya, alam kubur dan padang mahsyar penuh cahaya, karena apa yang disebutkan dalam hadits di atas bersifat mutlak; cobalah mempraktekkannya niscaya engkau akan menuai hasilnya. (Lihat islamweb.net)

Dalam hadits yang lain Nabi Muhammad pernah bersabda tentang perkara shalat:

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلَا بُرْهَانٌ وَلَا نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ”

“Barangsiapa yang menjaganya, ia akan mempunyai cahaya, bukti dan keselamatan kelak di hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mempunyai cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat dan ia akan tinggal bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad: 6288, isnad hadits ini hasan menurut Syu’aib Al-Arnauth)

Keempat orang yang disebutkan dalam hadits di atas adalah orang-orang yang dikenal dengan keburukannya. Qarun disebutkan dalam Al-Quran sebagai sosok yang berlimpah harta, namun sayang, nikmat tersebut membuatnya lalai dari kewajiban taat kepada Allah ta’ala. Fir’aun banyak disebutkan di dalam Al-Quran sebagai sosok diktator yang kufur dan zhalim, nikmat kekuasaan yang Allah berikan kepadanya membuatnya lalai. Haman juga demikian, disebutkan dalam Al-Quran sebagai sosok penjilat penguasa yang haus akan jabatan, dan hal itu melalaikannya dari Allah ta’ala. Demikian pula dengan Ubay bin Khalaf, dia adalah musuh besar Islam pada masa Rasulullah . Dia adalah seorang saudagar kaya raya yang menggunakan hartanya untuk menghalangi dan memusuhi dakwah Islam. Dia akhirnya mati dua hari setelah Rasulullah melukainya pada perang Uhud.

Ibadah shalat juga menjadi sarana bagi seorang hamba untuk mendapatkan solusi dari masalah duniawi yang sedang dihadapi. Hudzaifah radhiyallahu anhu pernah menuturkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى

“Kerapkali Nabi apabila sedang menghadapi perkara yang sangat penting, beliau senantiasa mengerjakan shalat.” (HR. Abu Dawud: 1319, hadits hasan menurut Al-Albani)

Hal tersebut dikarenakan di dalam shalat terdapat ketentraman dan penyejuk bagi hati. Dan ini merupakan bukti kebenaran firman Allah ta’ala:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ

“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu.” (QS. Al-Baqarah: 45)

Dalam hal ini Nabi mengajarkan kepada kita sikap tawakal yang baik kepada Allah dan mengembalikan segala urusan kepada-Nya. (Lihat dorar.net)

Keutamaan dan dampak positif shalat tidak hanya dirasakan seorang hamba ketika dia hidup di dunia saja. Namun, berbagai macam kebaikan dan ganjaran telah menantinya di kehidupan akhirat. Di antaranya:

1. Janji Allah berupa surga, Rasulullah bersabda:

خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللَّهُ عَلَى الْعِبَادِ فَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ كَانَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ وَإِنْ شَاءَ أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ”

“Allah telah wajibkan bagi para hamba-Nya salat lima waktu. Barang siapa yang melaksanakannya tanpa memenyia-nyiakan sedikitpun dengan meremehkan haknya, maka Allah berjanji kepadanya untuk masukkannya ke dalam surga, sementara orang yang tidak melaksanakannya, maka ia tidak memiliki perjanjian di sisi Allah, apabila Allah berkehendak, niscaya akan menyiksanya, dan apabila Allah berkehendak lain, niscaya akan memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Abu Dawud: 1420, hadits shahih menurut Al-Albani)

2. Shalat akan menggugurkan dosa. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, beliau mendengar Rasulullah bersabda:

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟

“Bagaimana pendapatmu jika di depan pintu rumahmu ada sungai, lalu Engkau mandi sehari lima kali? Apakah tersisa kotoran di badannya?”

Para sahabat menjawab,

لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ

“Tidak akan tersisa kotoran sedikit pun di badannya.”

Rasulullah bersabda:

فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا

“Itu adalah permisalan untuk shalat lima waktu. Dengan shalat lima waktu, Allah ta’ala menghapus dosa-dosa (kecil).” (HR. Al-Bukhari: 528, Muslim: 667)

Beliau juga bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ”

“Salat lima waktu dan salat Jumat ke Jumat berikutnya, dan Ramadan ke Ramadan berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar.” (HR. Muslim: 233)

3. Diangkatnga derajat di sisi Allah ta’ala. Rasulullah bersabda ketika beliau ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan seorang hamba ke dalam surga:

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لَا تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلَّا رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

“Hendaklah kamu memperbanyak sujud kepada Allah, karena tidaklah kamu bersujud kepada Allah dengan suatu sujud melainkan Allah akan mengangkatmu satu derajat dengannya, dan menghapuskan dosa darimu dengannya.” (HR. Muslim: 488)

Itulah mengapa seseorang yang bisa istiqamah menegakkan shalat lima waktu dikatakan telah mendapatkan anugerah yang besar; karena ia telah merengkuh berbagai macam keutamaan yang Allah dan Rasul-Nya janjikan.

Apabila kita termasuk orang-orang yang menegakkan shalat, maka teruslah perbagus kualitas shalat kita. Dan apabila ada keluarga, kerabat, atau teman kita yang belum shalat, maka menjadi kewajiban kita untuk mendakwahi mereka dengan cara yang baik lagi lembut. Semoga Allah ta’ala senantiasa membimbing kita dengan taufik dan hidayah-Nya. Aamiin

Tinggalkan Balasan