Berlindung Kepada Allah SWT dari Lima Hal

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ خَمْسٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَفِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Mintalah perlindungan kepada Allah dari lima hal; dari siksa jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari fitnah Al Masih Dajjal.” (HR. Al-Bukhari: 1377, An-Nasai: 5511)

Hadits semisal di atas juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَلِّمُهُمْ هَذَا الدُّعَاءَ كَمَا يُعَلِّمُهُمْ السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ قُولُوا اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

“Bahwa Rasulullah ﷺ mengajari para sahabat doa ini sebagaimana mengajari mereka salah satu surat dalam Al-Quran. Beliau bersabda (yang artinya), “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahanam, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al-Masih Dajjal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian).”” (HR. Muslim: 590)

Riwayat lain dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Jika salah seorang diantara kalian bertasyahud, hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari empat hal dan berdoa: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal).” (HR. Muslim: 588)

Urgensi Doa

Di dalam hadits yang mulia ini Nabi Muhammad ﷺ memerintahkan kita untuk berdoa dan meminta perlindungan kepada Allah dari lima hal. Allah ta’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (60)

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”” (QS. Ghafir: 60)

Rasulullah ﷺ bersabda:

أعجز الناس من عَجَزَ عن الدعاء, وأبخل الناس من بَخِل بالسلام

“Manusia yang paling lemah adalah orang yang tidak mau berdoa, dan manusia yang paling bakhil adalah orang yang tidak mau mengucapkan salam.” (Shahihul Jami’ Ash-Shaghir: 1044)

Berlindung dari Azab Jahanam

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (66)

“Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Al-Furqan: 66)

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

نَارُكُمْ هَذِهِ الَّتِي يُوقِدُ ابْنُ آدَمَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ حَرِّ جَهَنَّمَ

“Api kalian ini yang dinyalakan oleh anak cucu Adam adalah satu dari tujuh puluh bagian panasnya neraka Jahanam.” (HR. Muslim: 2843)

Allah ta’ala berfirman:

إِذِ الأغْلالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلاسِلُ يُسْحَبُونَ (71) فِي الْحَمِيمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُونَ (72)

“Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.” (QS. Ghafir: 71-72)

Allah ta’ala berfirman menggambarkan betapa ngerinya siksaan di neraka:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَاراً كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوداً غَيْرَهَا لِيَذُوقُواْ الْعَذَابَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَزِيزاً حَكِيماً

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan kedalam neraka. Setiap kulit tubuh mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa: 56)

Padahal kulit penduduk neraka dijadikan tebal oleh Allah ta’ala. Nabi ﷺ bersabda:

ضِرْسُ الْكَافِرِ أَوْ نَابُ الْكَافِرِ مِثْلُ أُحُدٍ وَغِلَظُ جِلْدِهِ مَسِيرَةُ ثَلَاثٍ

“Gigi geraham orang kafir atau gigi taring orang kafir seperti gunung Uhud dan tebalnya kulit orang kafir sejauh perjalanan tiga (hari).” (HR. Muslim: 2851)

Berlindung dari Siksa Kubur

Siksa kubur adalah benar adanya sebagaimana ditetapkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Alam kubur adalah persinggahan pertama di alam akhirat. Allah ta’ala berfirman:

وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ (46)

“Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”” (QS. Ghafir: 45-46)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini, “Arwah Fir’aun dan pengikutnya dihadapkan ke neraka setiap pagi dan petang terus-menerus hingga datang hari kiamat. Ketika kiamat datang barulah arwah dan jasad mereka sama-sama merasakan api neraka.” Beliau juga berkata, “Ayat-ayat ini adalah landasan kuat bagi Ahlussunnah tentang adanya adzab kubur.” (Tafsir Al Qur’an Azhim: 7/146)

Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma menuturkan:

مَرَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِحَائِطٍ مِنْ حِيطَانِ الْمَدِينَةِ أَوْ مَكَّةَ ، فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِى قُبُورِهِمَا ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – «يُعَذَّبَانِ ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ » ، ثُمَّ قَالَ « بَلَى ، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ»

“Nabi ﷺ pernah keluar dari sebagian pekuburan di Madinah atau Makkah. Lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang sedang diazab di kuburnya. Beliau bersabda, “Keduanya sedang diazab. Tidaklah keduanya diazab karena dosa besar (menurut mereka bedua)”, lalu Nabi bersabda: “Padahal itu merupakan dosa besar. Salah satu di antara keduanya diazab karena tidak membersihkankan bekas kencingnya, dan yang lain karena selalu melakukan namiimah (adu domba).” (HR. Al-Bukhari: 6055, Muslim: 703)

Berlindung dari Fitnah Kehidupan

Yang dimaksud dengan fitnah kehidupan adalah segala sesuatu yang melalaikan (memalingkan) dari Allah ta’ala berupa kekufuran, perbuatan maksiat, harta dan anak, dan ujian yang tidak disikapi dengan sabar. (Lihat Fathul Bari: 2/319)

Maksud dari fitnah kehidupan adalah ujian berupa kenikmatan dunia dan syahwatnya berupa wanita harta dan anak-anak, dan fitnah dunia terbesar adalah seseorang meninggal dalam keadaan su`ul khatimah.  (Lihat Syarh Ad-Du’a minal Kitab was Sunnah karya Mahir bin Abdul Hamid: 1/305)

Fitnah berupa kesyirikan dan kekufuran. Allah ta’ala berfirman:

وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ

“Dan fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan.” (QS. Al-Baqarah: 191)

Fitnah berupa syubhat dan pemahaman yang menyimpang. Allah ta’ala berfirman:

فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ

“Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat darinya untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya.” (QS. Ali Imran: 7)

Fitnah berupa harta dan anak. Allah ta’ala berfirman:

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (28)

“Dan ketahuilah bahwa harta kalian dan anak-anak kalian itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfal: 28)

Fitnah berupa ujian kenikmatan dan musibah. Allah ta’ala berfirman:

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً

“Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).” (QS. Al-Anbiya: 35)

Fitnah berupa godaan berbuat maksiat. Allah ta’ala berfirman:

لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ

“agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya.” (QS. Al-Hajj: 53)

Berlindung dari Fitnah Kematian

Adapun fitnah kematian adalah ujian ketika di alam kubur, ada pendapat juga yang mengatakan ujian ketika sakaratul maut. (Lihat Syarh Ad-Du’a minal Kitab was Sunnah karya Mahir bin Abdul Hamid: 1/305)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskan bahwa fitnah kematian mencakup dua hal:

1. Sesuatu yang terjadi saat kematian, yaitu godaan setan untuk menyesatkan manusia di saat-saat terakhir kehidupannya.

2. Sesuatu yang terjadi di alam kubur, yaitu ujian kubur berupa pertanyaan dua malaikat (siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Dan siapa Nabimu?) (Lihat Fatawa Nur alad Darb: 60191)

Allah ta’ala berfirman:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)

Berlindung dari Fitnah Al-Masih Dajjal

Para nabi dan rasul sebelum Muhammad ﷺ telah memperingatkan kaumnya akan kedatangan Dajjal di akhir zaman. Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma menuturkan:

ثُمَّ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللَّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ إِنِّي أُنْذِرُكُمُوهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ سَأَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلًا لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ

“Kemudian Nabi ﷺ berdiri di hadapan manusia, lalu memuji Allah yang Dia satu-satunya yang paling berhak dipuji kemudian beliau menyebutkan masalah Dajjal dan bersabda, “Sungguh aku mengingatkan kalian tentangnya dan tidak ada seorang Nabi pun kecuali telah mengingatkan kaumnya tentang Dajjal itu. Sungguh Nabi Nuh alaihissalam telah mengingatkan kaumnya. Akan tetapi aku katakan kepada kalian tentangnya yang para nabi (sebelumku) belum pernah mengatakannya, yaitu bahwa Dajjal itu a’war (buta sebelah matanya) dan sesungguhnya Allah tidaklah buta sebelah.”” (HR. Al-Bukhari: 3057)

Namun sebelum itu, akan banyak sekali muncul Dajjal-Dajjal (para pendusta) di akhir zaman. Rasulullah ﷺ bersabda:

يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ يَأْتُونَكُمْ مِنْ الْأَحَادِيثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ لَا يُضِلُّونَكُمْ وَلَا يَفْتِنُونَكُمْ

“Akan ada di akhir zaman para Dajjal Pendusta membawa hadits-hadits kepada kalian yang tidak pernah kalian mendengarnya dan bapak-bapak kalian juga belum pernah mendengarnya. Maka jauhilah mereka oleh kalian, sehingga mereka tidak dapat menyesatkan kalian dan tidak pula dapat memfitnah kalian.” (HR. Muslim: 7)

Setiap negeri di pelosok bumi ini akan dimasuki Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Rasulullah ﷺ bersabda:

لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلَّا سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلَّا مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلَّا عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ صَافِّينَ يَحْرُسُونَهَا ثُمَّ تَرْجُفُ الْمَدِينَةُ بِأَهْلِهَا ثَلَاثَ رَجَفَاتٍ فَيُخْرِجُ اللَّهُ كُلَّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ

“Tidak ada suatu negeri pun yang tidak akan dimasuki Dajjal kecuali Makkah dan Madinah, karena tidak ada satu pintu masukpun dari pintu-pintu gerbangnya kecuali ada para malaikat yang berbaris menjaganya. Kemudian Madinah akan berguncang sebanyak tiga kali sehingga Allah mengeluarkan orang-orang kafir dan munafik daripadanya.” (HR. Al-Bukhari: 1881)

Cara terbaik agar kita terhindar dari fitnah Dajjal adalah:

1. Mengikuti ajaran Nabi ﷺ dengan sebaik-baiknya.

2. Berdoa memohon perlindungan kepada Allah ta’ala.

3. Menghafal 10 ayat pertama surat Al-Kahfi.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْف عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ

“Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surah Al-Kahfi, maka ia akan terpelihara dari (kejahatan) Dajjall.” (HR. Muslim: 809)

Wallahu a’lam

Tinggalkan Balasan