Manusia Setengah Binatang

        Manusia adalah makhuk yang diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling sempurna. Kesempurnaan manusia tersebut karena mereka dianugerahkan akal. Akal merupakan alat untuk mengolah nafsu, emosi dan memberikan kemampuan manusia untuk berfikir. Allah menganugerahi manusia dengan otak yang berfungsi sebagai alat kontrol dan manage setiap tindak tanduk dan ucapan manusia. Jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya di bumi ini, maka manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan Allah yang memiliki daya untuk berpikir dan kemampuan mengolah nafsu dengan terbaik.

        Sebagai sebuah alat kontrol utama, otak merupakan pusat dari segala komponen alat tubuh manusia. Idealnya, keberadaan otak dapat membuat manusia lebih berhati-hati, dan lebih mempunyai daya peka terhadap keadaan disekelilingnya, karena mampu berpikir. Hal tersebut dikarenakan kinerja otak yang akan selalu waspada dan berhati-hati dalam mencerna segala sesuatu terlebih dahulu, sebelum mengolahnya dalam sebuah pemikiran ucapan, dan perbuatan. Kemampuan tersebutlah yang membedakan manusia dengan mahkluk lainnya, diantaranya adalah binatang.

        Ayam jantan akan mengejar ayam betina ketika nafsunya datang, tanpa melihat kapan dan dimana peristiwa itu terjadi. Seekor ular akan melakukan perlawanan jika dirinya merasa terganggu akan keberadaan makhluk lain. Begitu juga dengan sapi, sapi akan buang kotoran ketika ia merasa mules dan ingin mengeluarkan kotorannya, sekali lagi tanpa melihat kapan dan dimana mereka berada. Lantas, bagaimana dengan manusia ?

        Coba kita menengok beberapa headline berita online akhir-akhir ini. Masyarakat dibuat tercengang dengan meningkatnya angka permintaan dispensasi pernikahan yang terjadi di beberapa kota. Adapun penyebabnya diantaranya adalah karena hamil diluar nikah. Fenomena yang mengiris hati tersebut nyatanya sedang terjadi di sekeliling kita. Hal tersebut membuat kita harus membentengi diri kita, keluarga kita, dan anak-anak kita dari hal tercela tersebut. Perilaku tersebut tak ubahnya seperti binatang, yang tak tahu norma dan nilai yang harus ditaati dalam hidup, hanya memikirkan kesenangan sesaat tanpa berpikir efek yang ditimbulkan jangka panjang.

        Selain itu, masih maraknya perilaku korup juga merupakan cerminan dari menjangkitnya otak-otak binatang dalam tubuh manusia. Coba kita cermati perilaku seekor ayam yang mendapatkan makanan, seekor ayam akan saling berebut mendapatkan makanan, ketika ayam tersebut sudah mematuk makanan, maka ia akan lari dan ayam yang lain yang belum kebagian akan mengejar untuk merebutnya. Itulah kodrat ayam, mereka tidak dianugerahi otak untuk berfikir untuk saling berbagi dan saling memberi. Lantas bagaimana dengan kita sebagai manusia? Apakah masih ada orang atau sekelompok yang berkelakuan seperti itu?

        Bijaksana dalam memaknai kehidupan, itulah kunci hidup yang damai. Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, jangan sampai kesempurnaan itu sirna hanya karena kelalaian diri kita yang tak mampu mengelola nafsu. Baik disadari ataupun tidak, sebenarnya masih ada kemungkinan perilaku binatang tersebut tertanam dalam diri kita. Perlu kita ingat Allah pernah menjanjikan kepada manusia, bahwa kelak di padang masyar, kita akan dibangunkan dengan berbagai macam bentuk, wajah dan rupa yang menyerupai binatang. Apakah rupa binatang tersebut cerminan perilaku kita ?

Tinggalkan Balasan