You are currently viewing Khadijah At-Tahirah

Khadijah At-Tahirah

Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdil Uzza ibnu Qushay merupakan istri pertama Rasulullah ﷺ, istri yang menjadi rekan pada saat–saat paling sulit dalam hidup beliau, istri yang selalu menawarkan cinta dan kasih sayang dalam kondisi apapun.

Menikah dengan Rasul

Pernikahan Khadijah dengan Rasul berlangsung dengan diwakili oleh paman Khadijah, Umar bin Asad, sebab Khuwailid ayahnya sudah meninggal sebelum Perang Fijar. Mereka bahagia dalam hubungan pernikahan, yang dilandasi oleh keikhlasan, rasa hormat, dan rasa saling mencintai. Allah ta’ala kemudian berkenan menganugerahkan anak keturunan yang saleh kepada mereka.

Keutamaan Khadijah

Khadijah memiliki otak yang cerdas dan perilaku mulia. Ia pun memiliki ketabahan luar biasa, sesuatu yang memungkinkannya menghadapi segenap rintangan dan kesulitan tanpa mengeluh. Ia tak pernah mundur. Seluruh jiwa, raga, upaya, dan harta bendanya dipersembahkan bagi perjuangan menuju tegaknya agama Islam.

Setiap kali Rasulullah mengalami penolakan, celaan, atau hinaan, Khadijah menjadi orang pertama yang menghibur, menemani, dan menyakinkan beliau. Hal itu terus berlangsung hingga akhirnya Khadijah meninggal pada usia 65 tahun, tepat 10 tahun sejak Muhammad diangkat menjadi rasul.

Penghormatan untuk Khadijah

Rasulullah ﷺ selama menikah dengan Khadijah, tidak pernah menikah dengan perempuan lain. Allah ta’ala pun menghormati Khadijah. Suatu hari, malaikat Jibril mendatangi Rasulullah ﷺ dan berkata, “Wahai Muhammad! Sebentar lagi, Khadijah akan membawakan makanan dan minuman untukmu. Kalau ia datang, sampaikan kepadanya salam dari Allah Subhanahu wa ta’ala dan dariku”.

Rasulullah pun menyampaikannya, Khadijah menjawab dengan rasa syukur, “Allah lah pemelihara kedamaian dan sumber segala damai. Salamku untuk Jibril.”

Allah menjanjikan baginya sebuah rumah di surga yang terbuat dari permata yang senantiasa diliputi kedamaian, yang steril dari kebencian dan permusuhan. Rasulullah ﷺ bersabda,

Jawaban itu menggambarkan kecerdasan dan kesucian Khadijah. Ia mengagungkan Allah dengan berdoa kepada –Nya agar dianugerahi kedamaian dan keselamatan. Ia pun berterima kasih kepada Jibril yang telah menyampaikan salam dari Allah SWT itu kepada dirinya.

Aku diperintahkan untuk memberi kabar gembira kepada Khadijah bahwa akan dibangun untuknya di surga sebuah rumah dari permata, tak ada hiruk pikuk dan rasa lelah di sana.” (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Ahmad dan Abu Hatim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik wanita penghuni surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Aisyah binti Muzahim, istri Fir’aun.”

Sumber :

Haekal, M.H. (2001). Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Litera AntarNusa

Hitti, Philip.K. (2010). History Of The Arabs. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

Muhammad, A.M. (2008). Khadijah The True Love Story of Muhammad. Jakarta: Pena Pundi Aksara

Tinggalkan Balasan