Membahas tentang matematika pasti di dalam benak kita akan muncul statement, misal: matematika itu sulit, matematika itu berisi tentang angka, matematika itu tidak penting dan pelajaran yang menjadi momok (pelajaran yang paling tidak disukai). Wajar pernyataan itu muncul karena memang sebagian besar pelajar belum mengetahui bagaimana trik agar belajar mudah untuk memahami matematika. Matematika bukan hanya sekedar belajar berhitung saja. Dengan mempelajari matematika, kita akan dibawa untuk berpikir secara logis, menemukan kesimpulan yang valid, berkata sesuai dengan fakta dan lebih jauh dari itu, matematika mengajarkan untuk bisa menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan dalam menyelesaikan suatu persoalan.
Hasil Survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 menunjukkan hal yang cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan program yang digagas the Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tersebut, tampak bahwa kemampuan matematika, sains, dan membaca pada anak Indonesia berada di peringkat rendah. Untuk matematika, Indonesia berada di peringkat 75 dari 81 negara dunia, dengan skor 379. Sangat jauh dibandingkan negara ASEAN lain seperti Singapura yang menduduki peringkat 2, dengan skor 569.
Pentingnya matematika bagi kehidupan
Ilmu matematika sangat luas, dan banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, ada keberlanjutan dalam aplikasi matematika. Pentingnya matematika bagi kehidupan juga disampaikan Kurnia Widhiatuti. Trainer Parenting Nasional itu menyebut ahli matematika zaman lampau Al-Kindi bahkan mengatakan matematika adalah mukadimah (pengantar) bagi manusia untuk memahami filsafat kehidupan. Menurut Kurnia, matematika sangatlah penting, dan tidak hanya berkutat dalam hitung-hitungan saja, tetapi mengaktivasi otak kiri dan kanan secara seimbang. “Selama ini, kita berpikir matematika hanya ada di otak kiri yang membutuhkan pertimbangan logis. Padahal sebetulnya, otak kanan yang bersifat imajinatif dan kreatif, juga membutuhkan pertimbangan logis matematis,” kata Kurnia. Dengan kemampuan matematika, otak kanan yang hampir abstrak, dan kadang sulit dikendalikan, bisa diimbangi dan lebih terukur. Seseorang akan bisa mengurutkan, mana ide-ide yang sebaiknya direalisasikan, dan mana yang belum saatnya. Matematika tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Segala yang kita lihat, sentuh, dan bicarakan, tanpa sadar adalah matematika. Bentuk laptop, sudut-sudut di tempat tidur, hingga takaran bumbu dan garam saat memasak, bahkan matematika bisa membuat seseorang memiliki persepsi baru terhadap suatu persoalan. Sayangnya, orangtua kadang tidak sadar bahwa matematika memiliki efek terhadap perspektif masa depan. Matematika dianggap hanya menghitung angka dan berpikir bahwa anaknya memang tidak pintar matematika dan tidak diupayakan untuk memahami.
Cara agar belajar matematika menjadi senang
Tidak bisa dipungkiri, ada kesan menakutkan terhadap matematika. Yang membuat anak takut adalah doktrin. Ketika orangtua bilang matematika itu sulit, anak langsung menganggap matematika sebagai momok. Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kesan sulit dan rumit saat belajar matematika.
(1) matematika dipelajari sesuai kegunaannya.
(2) mulai dari level yang mudah/sederhana, baru naik ke derajat yang lebih tinggi. Hal ini juga akan melatih kita membuat skala prioritas dari tiap persoalan.
(3) membangun pemahaman anak terhadap suatu persoalan. Pengajaran matematika yang hanya mengedepankan hafalan tanpa membuat anak memahami konsepnya, membuat matematika terkesan sulit. Pembelajaran matematika perlu mengambil bentuk yang logis dan nyata serta diajarkan konsep berpikir yang benar
Konsep Matematika yang Ada dalam Al-Qur’an
Berikut beberapa konsep matematika yang berkaitan dengan Al-Qur’an, diantaranya:
Pertama, Konsep Bilangan dalam Al-Qur’an
Dalam matematika, yang paling dasar adalah konsep bilangan. Bilangan adalah suatu sebutan yang digunakan untuk menunjukkan atau menyatakan jumlah atau banyaknya sesuatu.
Macam-macam bilangan, di antaranya bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan rill, bilangan pecahan, bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan prima, bilangan ganjil, bilangan genap, dan lain-lain.
Banyak konsep bilangan yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an, seperti dalam surah berikut ini:
Surah Al-Baqarah ayat 261
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”
Korelasi ayat ini dengan matematika adalah berhubungan dengan kelipatan. Dari ayat di atas mengatakan bahwa sebutir biji menumbuhkan tujuh tangkai dan pada setiap tangkai ada seratus biji. Maka, 1 butir = 7 tangkai = 7×100 butir = 700 butir.
Jadi, apabila ada orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka Allah melipatgandakan pahalanya menjadi 700 kali.
Surah Al-Kahfi ayat 25
وَلَبِثُوْا فِيْ كَهْفِهِمْ ثَلٰثَ مِائَةٍ سِنِيْنَ وَازْدَادُوْا تِسْعًا
Artinya: “Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah smbilan tahun.”
Dalam ayat ini, terdapat operasi penjumlahan bilangan bulat, yaitu 300 tahun + 9 tahun = 309 tahun.
Dari ayat ini, Allah memberikan informasi tentang perbedaan antara perhitungan kalender hijriyah dan masehi. Dalam perhitungan kalender masehi berdasarkan perputaran bumi yang mengelilingi matahari yang memerlukan waktu 365 hari dalam satu tahun.
Sedangkan dalam perhitungan hijriyah berdasarkan perputaran bulan mengelilingi bumi yang memerlukan waktu 354 hari dalam satu tahun. Jika keduanya dihubungkan, maka:
Tahun masehi = 300 x 365 hari = 109.500 hari
Tahun hijriyah = 300 x 354 hari = 106. 200 hari
Jika tahun hijriyah dikalikan dengan 309 tahun, maka 309 x 354 hari = 109.386 hari.
Di sini kita mendapatkan hasil dari 309 tahun hijriyah mendekati hasil 300 tahun masehi. Dapat disimpulkan bahwa para pemuda tersebut berdiam di gua selama 300 tahun menurut kalender masehi dan 309 tahun menurut kalender hijriyah.
Surah al-Fajr ayat 2-3
وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ وَّالشَّفْعِ وَالْوَتْرِۙ
Artinya: “Demi malam yang sepuluh, demi yang genap dan yang ganjil.”
Ayat di atas menjelaskan tentang bilangan cacah, yaitu bilangan yang terdiri dari bilangan asli (satu) dan nol. Ayat ini juga menjelaskan tentang sepuluh malam pertama pada bulan ramadhan yang menunjukkan bilangan pada matematika khususnya pada bilangan cacah.
Kedua, konsep himpunan dalam Al-Qur’an
Himpunan adalah kumpulan dari berbagai objek yang berbeda. Objek yang terdapat dalam himpunan biasa disebut unsur, elemen, dan anggota.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang menggambarkan tentang himpunan adalah surah Al-An’am ayat 128
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًاۚ يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِّنَ الْاِنْسِ ۚوَقَالَ اَوْلِيَاۤؤُهُمْ مِّنَ الْاِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَّبَلَغْنَآ اَجَلَنَا الَّذِيْٓ اَجَّلْتَ لَنَا ۗقَالَ النَّارُ مَثْوٰىكُمْ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semua (dan Allah berfirman), “Wahai golongan jin! Kamu telah banyak (menyesatkan) manusia.” Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, “Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan sekarang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang.” Allah berfirman, “Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain.” Sungguh, Tuhanmu Maha Bijaksana, Maha Mengetahui.”
Dalam ayat di atas terdapat dua himpunan, yaitu golongan jin dan manusia. Kedua himpunan tersebut saling lepas karena tidak memiliki irisan. Kedua himpunan tersebut masuk ke dalam hal yang diciptakan oleh Allah.
Ketiga, konsep limit dalam Al-Qur’an
Limit adalah subjek dari matematika yang mempelajari tentang apa yang terjadi pada suatu fungsi ketika inputnya dimasukkan mendekati suatu angka. Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan limit adalah surah Al-Qasas ayat 88
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Artinya: “Dan jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.”
Dari ayat, tersebut diperoleh kesimpulan bahwasannya tidak ada sesuatu pun yang kekal di bumi kecuali Allah. Semuanya akan binasa bahkan matematika pun yang dianggap tak terhingga oleh sebagian orang juga tidak akan kekal.
Sebagai umat manusia, hendaknya lebih mempertebal iman dan takwa kepada Allah, meskipun kita bisa menyelesaikan sesuatu masalah dengan jalan pikiran kita tetapi pemikiran kita terbatas.
Pemikiran manusia hanya mencapai sedikit dari bukti kekuasaan Allah.
Keempat, konsep geometri dalam Al-Qur’an
Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang mempelajari bentuk, benda dan karakteristiknya. Ayat yang mengandung korelasi dengan geometri adalah surah Al-Hajj ayat 29
ثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
Artinya: “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran (yang ada di badan) mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka, dan melakukan tawaf sekeliling rumah tua (Baitullah).”
Ayat ini menjelaskan tentang hubungan thawaf dengan ka’bah. Thawaf adalah salah satu rukun haji dengan berjalan mengelilingi bentuk lingkaran dan dilakukan sebanyak tujuh kali. Thawaf ini mempunyai korelasi dengan geometri yang membahas tentang berjalan mengelilingi ka’bah.
Dalam geometri, lingkaran memiliki rumus luas atau keliling lingkaran yang selalu digunakan disebut phi yang besarnya mendekati 22/7 atau 3,14. Angka 22 dan 7 memiliki korelasi dengan ibadah haji dan rukun thawaf. Surah yang artinya haji adalah surah ke-22 dan thawaf membentuk lingkaran dengan mengelilingi sebanyak tujuh kali.